Senin, 21 Agustus 2017
Selasa, 26 April 2016
HARI BUMI 2016
ANTARA AKU, KAU dan SUNGAI TAMIANG
By ; Joe Strada
Judul diatas adalah tema yang kita angkat dalam rangkaian acara Peringatan Hari Bumi 2016 di Aceh Tamiang. Fokus kegiatan pada Peringatan Hari Bumi kali ini adalah Pameran Fhoto dan Diskusi tentang Sungai Tamiang Acara ini sebagai bentuk dedikasi terhadap sungai Tamiang oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) RANGGA. Kelompok ini beranggotakan masyarakat yang bertempat tinggal dan menggantungkan sebahagian hidupnya di sungai tamiang. Pola pikir dan kebiasaan orang-orang sekitar menjadi pekerjaan rumah yang sangat memakan energi. Membuang sampah, menebar racun & menyetrum disungai kerap dilakukan tanpa rasa bersalah. Bagaimana mendapat hasil banyak hari ini tanpa memikirkan bagaimana esok hari merupakan hal lumrah. Dan disayangkan sekali ternyata pelakunya bukan orang sekitar sungai, melainkan orang-orang dari kampung- kampung tetangga. Sebagai contoh, sering pada malam hari pasti kita melihat orang berhenti di pinggir jalan tengah jemb atan lalu mencampakkan bungkusan berupa sampah. Sampah ini sengaja dikumpulkan dulu setelah banyak kemudian dibawa dan dibuang kesungai. Belum lagi Pajak (pasar) pagi Kota Kualasimpang yang posisinya membelakangi sungai tamiang, Demikian juga para pelaku peracun dan pnyetrum ikan /udang di sungai, mereka adalah orang-orang kampung tetangga yang notabene saling mengenal dengan warga bantaran sungai tamiang di Kota Kualasimpang ini,
Imbas dari beberapa aktifitas tersebut berhasil membuat kondisi bantaran sungai tamiang terlihat kumuh, ditambah lagi warga bantaran sungai yang biasa mencari tambahan penghasilan dengan menjaring/memancing ; ikan/udang ..., harus menerima kenyataan berupa hasil yang menurun. Kini mereka merasa marah dan resah dengan keadaan ini, langkah-langkah penyelamatan pun segera ditempuh. Kampanye tentang pentingnya menjaga kebersihan terutama disungai tamiang menjadi isu utama yang dianggap pantas diperjuangkan. Peringatan Hari Bumi yang dilaksanakan pada hari Senin/Selasa 25/26 april 2016 kemarin adalah rangkaian kedua setelah sebelumnya KSM RANGGA menggelar GEBYAR SEDEKAH ALAM tanggal 29 februari 2016 ditempat yang sama. Hadir dalam acara tersebut Ir. Razuardi Ibrahim (Sekda Kab. Aceh Tamiang), Distamben, BLHK, Dishutbun, SAR, TAGANA, Kepolisian, Camat dan Pemerintahan Kampung Kota Kualasimpang. Kedepan kegiatan kampanye seperti ini akan dilaksanakan terus menerus sehingga semakin banyak orang menyuarakan dan menyadari betapa pentingnya lingkungan dan air bersih. Dalam setiap diskusi dan pelaksanaan kegiatan KSM RANGGA selalu \berjaringan dengan lembaga lokal maupun nasional. LSM PESSAT dan Yayasan SHEEP Indonesia adalah dua lembaga lokal dan nasional yang sejak awal melakukan pendampingan warga di bantaran sungai tamiang khususnya wilayah kota Kualasimpang Aceh tamiang.
Minggu, 27 Maret 2016
Oleh : Joe Strada (LSM PESSAT)
27 maret 2016
Daerah Aliran Sungai
di Aceh Tamiang semakin mengalami kerusakan
lingkungan dari tahun ke tahun. Kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) meliputi kerusakan pada aspek biofisik ataupun kualitas air.
Daerah Aliran Sungai
(DAS) Tamiang Selain mempunyai fungsi hidrologis, sungai juga mempunyai peran
dalam menjaga keanekaragaman
hayati, nilai ekonomi, budaya, transportasi, pariwisata dan lainnya.
Saat ini sebagian
Daerah Aliran Sungai di Aceh Tamiang mengalami kerusakan sebagai akibat dari
perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan DAS. Gejala Kerusakan
lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dilihat dari penyusutan luas hutan dan kerusakan lahan terutama kawasan lindung di
sekitar Daerah Aliran Sungai.
Dampak Kerusakan DAS.
Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terjadi mengakibatkan kondisi
kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan
kemarau. Selain itu juga penurunan cadangan air serta tingginya laju sendimentasi
dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah terjadinya banjir di musim
penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Kerusakan Daerah
Aliran Sungai (DAS) pun mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai yang
mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh erosi dari lahan kritis, limbah
rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian (perkebunan) dan limbah
pertambangan. Menurut hasil pengamatan saya pencemaran air sungai di Aceh tamiang
juga telah menjadi masalah tersendiri yang sangat serius.
Saat ini beberapa Daerah Aliran Sungai
di Indonesia mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah dalam upaya pemulihan
kualitas air. Sungai-sungai itu terdiri atas 10 sungai besar lintas provinsi,
yakni:
§ Sungai
Ciliwung; Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan DAS seluas 97.151 ha.
§ Sungai
Cisadane; Provinsi Jawa Barat dan Banten dengan DAS seluas 151.283 ha
§ Sungai
Citanduy; Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan DAS seluas 69.554 ha
§ Sungai
Bengawan Solo; Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan DAS seluas 1.779.070
ha.
§ Sungai
Progo; Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan DAS seluas 18.097 ha
§ Sungai
Kampar; Provinsi Sumatera Barat dan Riau dengan DAS seluas 2.516.882 ha
§ Sungai
Batanghari; Provinsi Sumatera Barat dan Jambi dengan DAS seluas 4.426.004 ha
§ Sungai
Musi; Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan dengan DAS seluas 5.812.303 ha
§ Sungai
Barito; Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dengan DAS seluas
6.396.011 ha.
§ Sungai
Mamasa (Saddang); Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan dengan DAS
seluas 846.898 ha.
Selain pada 10 sungai lintas provinsi
juga pada 3 sungai strategis nasional, yaitu:
§ Sungai
Citarum; Provinsi Jawa Barat dengan DAS seluas 562.958 ha.
§ Sungai
Siak; Provinsi Riau dengan DAS seluas 1.061.577 ha.
§ Sungai
Brantas; Provinsi Jawa Timur dengan Daerah Aliran Sungai seluas 1.553.235 ha.
Pertanyaannya ; “kapan kita mulai
melakukan gerakan-gerakan yang sama seperti 10 (sepuluh) Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang disebut diatas?”.
“Ayo bersama melakukan tindakan nyata,
mendorong para pengambil kebijakan agar berperan aktif sehingga terbangun
gerakan kebersamaan dalam rangka menjaga pelestarian sumberdaya air di Bumi
muda Sedia ini”
Semoga kedepannya, Daerah Aliran Sungai Taminag
yang kita punyai semakin berkurang kerusakannya dan membaik kondisinya sehingga
tidak lagi mendatangkan bencana buat kita semua. Justru sebaliknya,
sungaaan buat seluruh generasi akan datang.i-sungai tersebut membawa manfaat dan kesejahter
sumber ; kompasiana, national geographic, mongabay
Langganan:
Postingan (Atom)